AllamahSyeikh Muhammad Ramadhan al-Buthi Mufti Mazhab Syafi'i mengingatkan kita semua agar isilah hati dengan kecintaan penuh kepada Allah Swt dan jangan pe Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Si A dan si B sedang belajar di rumah masing-masing. Besok ujian Matematika. Kata guru, ada seratus soal pilihan ganda. Semua bahan ajar telah disampaikan, tidak terkecuali contoh-contoh soal. Kedua anak itu belajar ujian tiba. Berlomba dengan waktu, mereka mengerjakannya. Beberapa hari kemudian, hasilnya keluar. Si A beroleh nilai 50, karena berhasil menjawab 50 soal dengan benar. Si B mendapat 80. Dalam hatinya, si B merasa diri lebih baik dari si A. Hidup adalah kompetisi. Sebagian menyadari, karena itu muncul dengan alamiah, sebagai akibat dari interaksi dengan orang lain. Bila hidup sendirian dalam gua, beda cerita. Terjadinya di mana-mana. Bisa dalam sekolah, pekerjaan kantor, mencari pasangan, mengikuti segala lomba, dan lainnya, yang melibatkan banyak orang. Tiap-tiap orang punya strategi. Tiap-tiap orang ingin mencapai hasil kompetisi telah keluar, ada yang puas, ada pula yang kecewa. Ada yang berpendapat bahwa kita tidak perlu membanding-bandingkan diri dengan prestasi orang lain. Ini bisa memicu rasa iri dan mengganggu emosi jiwa. Ada pula yang beranggapan bahwa dengan mengukur pencapaian diri berdasarkan hasil orang lain, bisa menggairahkan motivasi untuk lebih lagi berjuang seperti orang itu. Jika dia bisa, mengapa saya tidak?Keduanya benar dengan argumen masing-masing. Efektif pula manfaatnya ketika diaplikasikan pada saat yang tepat. Tetapi, salah, jika digunakan untuk membenarkan kemalasan, sehingga hasil yang diperoleh seadanya. Saya akan melengkapi pandangan itu. Namun, lebih kepada soal rasa. Bagaimana seandainya pencapaian kita lebih bagus dari orang lain, sehingga kita merasa lebih baik? Bolehkah merasa lebih baik? Bolehkah si B pada ilustrasi di atas merasa lebih baik dari si A? Sangat ukur kemajuanDengan mendapat 80 yang memang lebih bagus dari 50, si B menilai dirinya dapat berpikir lebih pintar daripada temannya. Berarti, kemampuan otaknya bagus, meskipun masih bisa dimaksimalkan sehingga beroleh nilai 100. 1 2 3 Lihat Gaya Hidup Selengkapnya JanganMerasa Anda Lebih dari Orang Lain, Ini Tipsnya Tanda keegoisan terhadap orang lain ditunjukkan dengan sikap gengsi, atau diartikan juga sebagai kurang bijak diri sendiri melihat orang lain yang lebih baik. Gengsi seharusnya menjadi sikap yang harus disingkirkan karena manfaat negatifnya. Gengsi menyebabkan kita menjadi sosok yang sombong Perilaku membanding-bandingkan sering tidak sengaja terlintas dalam benak kita. Salah satunya dalam bentuk menilai orang lain lebih hebat dari kita. Terkadang mengetahui banyak perkembangan dan kemajuan orang lain bisa membuat kita minder. Capaian dan prestasi orang lain justru sering membuat kita meremehkan kemampuan diri ada banyak kerugian ketika kamu berlebihan dalam menilai orang lain. Perasaan iri dan minder sering disebabkan karena kita telah overestimate terhadap kemampuan orang lain. Jika tidak bisa mengendalikan mentalmu, hal tersebut justru bisa membuatmu putus asa. Namun bukannya berarti kamu boleh merendahkan orang lain juga ya. Perilaku membanding-bandingkan dalam segala bentuk sangat tidak baik ini 5 alasan kenapa tidak seharusnya kamu berlebihan dalam menilai orang lain, terutama merasa orang lain lebih Sering memunculkan rasa sillimanInsecure merupakan perasaan cemas berlebih akibat menurunnya rasa percaya diri yang dimiliki. Perasaan ini bisa muncul ketika kamu sering menilai orang lain lebih hebat yang insecure akan sulit percaya diri dan merasa rendah diri. Hal ini mengakibatkan dirinya merasa tidak bisa melakukan apa-apa dan merasa gagal sebelum mencoba. Yang paling buruk perasaan ini bisa membuat mental seseorang jatuh dan berakibat hilangnya semangat untuk belum banyak yang bisa kamu dapatkan, bukan berarti kamu lebih buruk. Hindari perilaku yang menunjukkan sikap tidak mencintai diri sendiri. Karena setiap orang memiliki jatah waktunya masing-masing. Jangan berkecil hati ketika orang lain melakukan sesuatu yang hebat, karena sebenarnya kamu pun bisa Kamu hanya akan fokus dengan kekuranganmuPexels/Andrea PiacquadioSeorang yang menilai orang lain lebih hebat darinya akan selalu fokus dengan kekurangan yang dimiliki. Sikap membanding-bandingkan ini membuatnya fokus dengan apa yang tidak dia miliki. Akibatnya kelebihan yang dimiliki menjadi terabaikan. Padahal setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya tidak pantas membandingkan dirimu hanya karena kamu tidak bisa melakukan apa yang orang lain lakukan. Bukankah kamu juga memiliki potensi dalam dirimu yang juga bisa membawamu pada kesempatan besar?Alih-alih memikirkan apa yang tidak bisa kamu lakukan, lebih baik kamu terus mengasah kemampuanmu dan merencanakan target ke depan. Baca Juga 5 Pemikiran Ini Bisa Jadi Tanda Kamu Orang yang Sukses di Masa Depan 3. Membatasimu untuk meraih apa yang kamu inginkanPexels/Andrea PiacquadioSeseorang yang belum memiliki mental yang kuat, akan mudah putus asa ketika melihat capaian orang lain. Seluruh pikiranmu akan dikendalikan emosi negatif dan mengganggu rencana yang sudah disusun orang lain lebih hebat bisa membuatmu membatasi untuk meraih apa yang kamu inginkan. Perasaan tersebut akan membentuk mindset bahwa apa yang orang lain lakukan tidak bisa kamu capai. Padahal jika mau berusaha dan bekerja keras, bukan tidak mungkin kamu juga bisa meraihnya. Bahkan kamu bisa melebihi seseorang yang kamu anggap hebat sebelumnya. Asalkan berusaha lebih keras dari yang dikerjakan orang lain, kamu malah akan melampauinya4. Kamu perlu menghargai diri sendiri agar lebih mudah bersyukur dan bahagiaPexels/Andrea PiacquadioKetika kamu menganggap orang lain lebih hebat, hal tersebut malah membuatmu sulit bersyukur dan mempersyaratkan kebahagiaan. Kamu akan berpikir orang lain selalu di depanmu, sehingga kamu merasa selalu di jika kamu gampang menghargai diri sendiri maka rasa syukur dan bahagia akan mudah kamu rasakan. Bersyukur dan bahagia membuatmu lebih optimis ketika menghadapi masa-masa yang sulit. Kepercayaan dirimu bisa tumbuh ketika kamu bisa menerima dirimu apa adanya, meski memiliki banyak syukur bisa didapat ketika kamu bisa memberi waktu bagi dirimu sendiri. Dengan hal tersebut kamu bisa memperbaiki kekurangan dan kesalahan yang pernah Hanya jadikan sebagai motivasi jangan berlebihanPexels/Andrea PiacquadioBeberapa orang sering menjadikan kehebatan orang lain sebagai motivasinya untuk menjadi lebih baik. Maka jadikan kehebatan orang lain sebagai motivasimu untuk berusaha lebih keras lagi. Jangan overestimate terhadap capaian orang lain karena bisa membuatmu merasa rendah diri dan tidak mencintai dirimu kamu perlu berhenti menilai orang lain lebih hebat darimu, namun bukan berarti kamu boleh menganggap enteng orang lain. Sebaiknya perilaku membanding-bandingkan perlu kamu hindari. Entah merasa lebih baik atau menilai lebih buruk hanya akan membuat hidupmu tidak tenang. Hindari sifat sombong dan arogan yang bisa menjatuhkanmu kamu belum bisa memiliki mental yang kuat lebih baik berhenti menilai orang lain lebih hebat darimu. Hal tersebut hanya akan membuatmu minder dan tidak percaya diri. Baca Juga Jauhi Sifat Sombong, 5 Alasan Konkrit Kamu Gak Boleh Besar Kepala IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Menjadilebih baik memang hal yang bagus. Hal itu akan membuat orang lain lebih hormat kepada kamu. Akan tetapi, jangan sampai kamu kehilangan diri kamu sendiri. Jangan berubah menjadi orang lain yang menyimpang dari diri kamu. Semua yang kamu lakukan demi mendapat hormat dari orang lain tersebut akan terasa jauh berbeda. Sahabat, tidak bisa disangkal, dalam pergaulan dengan sesama manusia kita sering bertemu dengan orang-orang yang levelnya lebih rendah dari diri kita, baik secara keilmuan, pengalaman, harta benda, bahkan juga secara pemahaman agama, akhirnya kita tergoda untuk merasa diri lebih baik dari orang lain. “Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati hingga tidak seorang pun yang bangga atas yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya terhadap yang lain.” HR Muslim no. 2865 Sayangnya, dalam Islam kita tidak dianjurkan untuk merasa diri lebih baik dari yang lainnya, sekalipun nyata-nyata kita memang tampak lebih superior dibanding sesama. Misalnya… Jelas-jelas sedekah dan wakaf kita jauh lebih besar di antara yang lain, prestasi keilmuan kita jauh lebih tinggi, jam terbang profesional kita jauh lebih banyak, secara fisik kita jauh lebih kuat atau rupawan, tetap saja Allah dan RasulNya menganjurkan kita untuk rendah hati dan tidak merasa diri lebih baik dari siapapun. Ada beberapa alasan mengenai hal ini, di antaranya 1. Pernyataan “Aku lebih baik dari dia!” menyerupai pengakuan Iblis yang membuatnya terhina karena kesombongan Bukankah dahulunya Iblis merupakan salah satu makhluk Allah yang ahli ibadah? Akan tetapi disebabkan keengganannya mengakui Adam sebagai makhluk yang lebih sempurna darinya, Iblis pun melanggar perintah Allah. “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab, “AKU LEBIH BAIK DARIPADA DIA Adam Engkau menciptakan aku dari api sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” QS. Al-A’raf 12 Jelas bahwa merasa lebih baik dari yang lain merupakan salah satu sifat Iblis yang tak pantas untuk ditiru. Baca juga Jangan Menodai Hati 2. Kita tidak tahu derajat kemuliaan kita di hadapan Allah Bisa saja kita merasa diri lebih baik menurut perhitungan kita sendiri, namun ketahuilah bisa jadi di hadapan Allah perhitungan tersebut tidak berlaku. “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati-hati kalian dan perbuatan-perbuatan kalian.” HR. Muslim Siapa yang mengetahui isi hati dan nilai perbuatan selain Allah? Maka, berhati-hatilah terjebak perasaan lebih baik, lebih shaleh, lebih taqwa, lebih dermawan, karena kita tak benar-benar tahu derajat kemuliaan kita di hadapan Allah. 3. Merasa lebih baik adalah benih ujub, akar kesombongan Perasaan bahwa diri kita lebih baik dibandingkan yang lain merupakan benih sifat ujub alias bangga diri yang merupakan akar dari kesombongan. Allah telah menegur hamba-hambaNya yang menyatakan diri suci diakibatkan amal ibadah yang mereka lakukan, bahwa sesungguhnya perasaan tersebut tidak diperkenankan. “Janganlah menyatakan diri kalian suci! Sesungguhnya Allah yang lebih tahu manakah yang baik di antara kalian.” HR. Muslim no. 2142 4. Merasa diri lebih baik berpotensi melalaikan kita dari dosa-dosa dan aib diri sendiri Ketika kita merasa lebih baik, artinya kita membandingkan diri dengan orang lain dan kemudian merasa aman’ karena menganggap amalan kitalah yang lebih banyak atau dosa kita lebih sedikit. “Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya.” HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 592, shahih secara mauquf. 5. Sifat merasa diri lebih baik dan jauh dari tawadhu’ akan membawa akibat buruk kelak di hari kiamat Qatadah berkata, “Barangsiapa yang diberi kelebihan harta, atau kecantikan, atau ilmu, atau pakaian, kemudian ia tidak bersikap tawadhu’, maka semua itu akan berakibat buruk baginya pada hari kiamat.” Sahabat, sangat mungkin Allah lebih mencintai orang yang amalannya tidak banyak namun ia merasa dirinya hina, dibandingkan seseorang dengan amalan melimpah namun ia merasa dirinya suci. Mudah-mudahan kita tak menyepelekan perasaan diri sendiri lebih baik’ dari hamba Allah yang lain, karena begitu banyak keburukan di balik perasaan ini. Wallaahualam. SH Baca juga Makna Hijrah “Hati Beriman Jejak kan Cerah”
12K Likes, 17 Comments. TikTok video from 𝗙𝗦𝗟💛_ᴀɪᴅᴀ 🇲🇾 (@aaydaismail): "jangan merasa diri lebih baik dari orang lain #aidaismail #masukberanda #foryou #fyp #fanssenyum #quotes". оригинальный звук.
Dalam kehidupan kita, apa yang kita ada dan miliki adalah pemberian dariNya. Bersyukurlah dan tak perlu rasa diri lebih baik dan beruntung daripada orang lain. Ini semua sudah tertulis rezeki kita mula terfikir diri lebih baik dan mampu beri dan dapat apas saja yang diingini. Begitu juga dalam memberi sedekah, tidak tinggal solat dan sebagainya, rasa kita boleh lakukan sehabis baik berbanding dengan orang mula rasa diri lebih baik, bimbang yang dikatakan riak akan wijud dalam diri. Daripada kita berikan dengan ikhlas tapi ada rasa riak, terus pahala tidak Artikel Menarik Lain Di Sini Selagi Kita Rasa DIA Menunjuk, RIAK! Sampai Bila-Bila Hati Kita Tak BahagiaHiduplah Sederhana, Tak Perlu Nak Tunjuk Harta Semata-Mata Nak Bagi Orang BanggaInfo Lebih Menatrik DI SINIDiri Rasa Lebih Baik Dan Terus Perbaiki DiriJANGAN MERASA DIRI LEBIH BAIKJangan merasa diri kita ” Lebih Baik ” walaupun kita solat cukup 5 waktu serta tepat pada merasa diri kita ” Lebih Baik ” walaupun kita bersedekah setiap hari malah lebih banyak nilai merasa diri kita ” Lebih Baik ” walaupun hari hari kita nasihat dan tegur orang lain yang berbuat merasa diri kita ” Lebih Baik ” walaupun kita sudah pakai jubah,beserban, bertutup litup dengan merasa diri kita ” Lebih Baik ” walaupun setiap malam kita jaga solat Tahajjud, Witir, Hajat dan amalan sunat merasa diri kita ” Lebih Baik ” walaupun hari hari kita ke masjid atau surau untuk beribadah dan menambah merasa diri kita ” Lebih Baik ” walaupun setiap saat kita update status berunsur nasihat dan merasa diri kita ” Lebih Baik ” walaupun setiap masa kita menolong orang MERASA DIRI KITA LEBIH BAIK DARIPADA ORANG kita takkan pernah tahu di manakah dan bilakah saat hati kita “IKHLAS” melakukan amalan amalan soleh, menasihati orang serta beramal ibadah lain yang bakal diterima oleh Allah tak tahu amal manakah yang Allah letak diri kita dalam keadaan;” aku sedang perbaiki diriku dan cuba bantu orang lain ” untuk menjadi lebih Allah hanya memandang tepat pada hati keikhlasan atau sekadar penuh Riak dan laksanakanlah sesuatu kebaikan hanya kerana mengharapkan “REDHA ALLAH”.Di samping kita perbaiki diri sendiri serta orang Allah yang akan terus beri kita PETUNJUK serta JALAN KEBENARANMingguan Wanita Buatlah dengan penuh ikhlas kerana semua ini adalah rezeki Ameerah PuchongBaca Artikel Menarik DI SINI Tabung Duit HIJAU OREN, Ajar Disiplin Diri Sebagai Simpanan Kecemasan TerbaikBangkit Wanita Mingguan WanitaGroup khas buat semua wanita B40 dan M40 yang mahu bangkit maju dari kehidupan sekarang menerusi perkongsian tip, promosi kursus anjuran Mingguan Wanita, perkongsian kisah inspirasi wanita. langkahyakinlakarkejayaan kami di Facebook Mingguan Wanita Instagram Mingguan Wanita Twitter Mingguan Wanitabangkitwanita langkahyakinlakarkejayaan bisnesdarirumah mingguanwanita
JanganMerasa Lebih Baik dari Orang Lain! Oleh: Badrul Tamam Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan sal
Merasa diri sendiri sudah lebih baik ketimbang orang lain jelas bukan berarti memang begitulah kebenarannya. Sangat mungkin kita cuma terlalu percaya diri. Atau, menggunakan ukuran-ukuran yang amat subjektif sehingga hanya memenangkan diri pun itu, selalu merasa lebih baik daripada orang lain itu gak bagus, lho. Coba deh, kita introspeksi sejenak. Jangan sampai kita malah menanggung akibat seperti berikut Sering kali saat melihat orang lain, yang tampak hanya kekurangannya coba kita ingat-ingat kembali. Apa saja yang biasa muncul di pikiran kita saat melihat orang lain? Apakah kita lebih cepat mengenali sisi baiknya atau justru hanya menyorot sisi buruknya?Tentu saja semua orang pada dasarnya punya kekurangan dan kelebihan. Hanya saja, semestinya kita bisa lebih seimbang dalam melihat orang lain. Gak perlu melebih-lebihkan kekurangannya sampai seolah-olah dia gak ada baik-baiknya jadi Malah gak sadar kalau diri sendiri juga banyak celanya kita sudah sibuk menyorot kekurangan orang lain, kita akan lupa bahwa diri sendiri pun gak sempurna. Bahkan gak kalah banyak celanya dari orang lain. Lisan kita mungkin masih menyangkal saat dituduh merasa diri sendiri berdalih punya kekurangan, tetapi gak separah orang lain. Namun kenyataannya, perilaku kita gak menunjukkan kalau kita sepenuhnya menyadari kekurangan diri. Sebab jika sepenuhnya menyadari, kita pasti akan lebih toleran pada kekurangan orang Kalau sadar saja gak, bagaimana akan memperbaikinya? orang punya PR masing-masing. Salah satunya adalah terus memperbaiki diri sesuai dengan kekurangan yang disadari. Lalu bagaimana jika kita bahkan gak merasa punya kekurangan seperti dalam poin 2?Ya sudah, selamanya kita akan menjadi pribadi yang begitu-begitu saja. Bukannya menunjukkan kualitas diri yang makin baik dari waktu ke waktu, malah mungkin terus memburuk. Yang paling mengerikan, penurunan kualitas diri ini juga bisa gak kita sadari. Biasanya, orang lain yang lebih peka soal ini. Mereka mungkin akan langsung menegur perubahan perangai kita. Mungkin juga lambat laun menjauhi kita bila sikap kita makin keterlaluan. Baca Juga 5 Hal dalam Hidup yang Gak Harus Kamu Korbankan demi Orang Lain 4. Gak habis pikir jika justru orang lain yang mendapat pujian kita lebih mudah melihat sisi buruk hampir semua orang, kita jadi merasa gak terima bila mereka yang disanjung. Bukan kita, padahal kita yakin jauh lebih baik daripada kita juga menuduh pemberi pujian sudah gak punya akal sehat. Duh, kalau sampai seperti ini, perlahan-lahan kita justru menciptakan lingkaran kebencian pada siapa pun, kan?Kita lupa aturan main yang amat sederhana dalam hidup ini. Bahwa saat kita menilai orang lain, orang lain juga menilai kita. Kita gak bisa merasa unggul hanya berdasarkan penilaian Jadi jago menghakimi orang kita paham kita gak lebih baik daripada siapa pun, kita akan merasa gak sanggup bila harus menghakimi orang lain. Kita sudah merasa malu bahkan sebelum dipermalukan oleh siapa pun. Itu karena kita sadar betul daftar panjang kekurangan ada kalanya kita perlu menunjukkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai yang dianut. Namun gak berlebihan, seakan-akan orang yang menganut nilai-nilai yang berbeda pasti manusia, kita memang gak bisa sepenuhnya objektif. Namun kita masih bisa berusaha untuk lebih sadar diri. Ada banyak cara yang bisa satunya, saban kita mulai menyorot kekurangan orang lain, langsung katakan pada diri sendiri, Ah, aku juga gak sempurna kok. Aku ... isi dengan salah satu atau beberapa kekurangan diri.’Simpel banget, kan? Yuk, sering-sering melakukannya ketimbang kualitas diri kita terancam terus merosot cuma gara-gara merasa lebih baik dari semua orang. Baca Juga 10 Dasar Pemikiran Hidup Minimalisme Dari Buku 'Seni Hidup Minimalis' IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Ketikaperasaan itu muncul, orang akan terlihat menyia-nyikan orang yang tulus mencintaimu. Ketika kamu menyia-nyiakan orang lain akan meninggalkan goresan luka di hati yang terdalam. Saat orang tersebut menghilang, kita akan merasa kehilangan dan penyesalan akan datang. Berikut kata-kata jangan menyia-nyiakan seseorang yang tulus mencintaimu

Pernahkah kamu menjumpai orang yang selalu merasa paling hebat dan tidak mau menerima pendapat orang lain? Atau jangan-jangan, kamu sendiri yang punya perilaku seperti itu? Hati-hati, bisa jadi kamu termasuk dalam orang yang narsis. Narsis adalah istilah untuk menggambarkan perilaku seseorang yang punya rasa percaya diri tinggi. Perilaku ini sebenarnya bukan hal yang buruk apabila dibarengi dengan self-esteem yang baik, memiliki empati, dan bisa belajar dari kesalahan. Akan tetapi, kalau narsis menjadi sebuah kebiasaan dan dilakukan secara berlebihan hingga merugikan orang lain, mungkin saja perilaku ini sudah termasuk dalam tanda gangguan kepribadian narsistik. Mengenal Karakteristik Narsistik Orang dengan gangguan kepribadian narsistik punya rasa percaya diri yang berlebihan, tetapi enggan berempati terhadap sesama. Mereka juga merasa dirinya sangat hebat dalam segala hal. Nggak cuma sampai di situ, ada lagi beberapa ciri-ciri penderita gangguan kepribadian narsistik yang bisa dikenali, yaitu Arogan dan ingin dikagumi secara terus-menerus Iri pada orang lain dan yakin bahwa orang lain iri pada dirinya Ingin dikenal sebagai sosok yang superior, meskipun tidak memiliki prestasi atau pencapaian yang mendukung Sering melebih-lebihkan pencapaian Adanya harapan orang lain patuh dan ingin dilayani Sibuk dengan fantasi tentang kekuasaan, kesuksesan, kecantikan, kecerdasan, atau pasangan yang sempurna Manipulatif demi keuntungan pribadi Tidak menerima kritik dan sering lari dari tanggung jawab Selalu berusaha unggul di tiap situasi Punya cita-cita yang tidak realistis Suasana hati cepat berubah Gangguan kepribadian narsistik bisa terbentuk karena pola asuh dari orang tua ke anak. Salah satunya adalah kebiasaan orang tua yang suka memanjakan, memuji yang berlebihan, dan membuat anak selalu merasa lebih hebat dibandingkan dengan teman atau saudara-saudaranya. Selain itu, anak yang hidup dan tinggal di lingkungan di mana ia sering dibangga-banggakan secara berlebihan, memiliki riwayat orang tua dengan gangguan kepribadian narsistik, atau adanya masalah pada sistem saraf juga dapat memicu perilaku ini. Cara Menangani Narsistik dengan Tepat Dilihat dari karakteristiknya saja, narsistik bukan suatu perilaku yang baik untuk dipelihara, ya? Selain bisa dijauhi oleh orang-orang terdekat, sebagian penderita gangguan kepribadian narsistik sering kecanduan alkohol atau terlibat dalam penyalahgunaan obat-obatan terlarang, lho. Dampak dari keinginan untuk terus-menerus diperhatikan dan mendapat pengakuan bisa membuat seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik lebih rentan mengalami penyakit mental tertentu, seperti gangguan kecemasan dan depresi. Sedangkan kecanduan alkohol dan penyalahgunaan napza dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko timbulnya penyakit jantung, penyakit liver, ada gangguan metabolik lain. Biasanya sih, seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik tidak merasa ada yang salah dengan dirinya sehingga enggan meminta bantuan orang lain atau berkonsultasi ke dokter. Oleh karenanya, jika orang terdekatmu ada yang terlihat terlalu narsis dan haus akan perhatian hingga menghalalkan segala cara supaya diakui, ajaklah ia ke psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan. Tidak ada obat yang efektif untuk mengatasi narsis yang berlebihan. Psikoterapi adalah pilihan yang bisa dilakukan untuk memahami penyebab kenapa seseorang memiliki kepercayaan diri yang berlebihan, sulit memercayai orang lain, dan kebiasaan memandang rendah orang lain. Selain itu, psikoterapi juga akan membantu mengajari penderita cara untuk mengelola stres. Jika diperlukan, dokter bisa meresepkan antidepresan dan anticemas bila narsis yang dialami sudah menyebabkan munculnya gangguan kecemasan.

OrangKristen yang gemar mengecam orang lain biasanya berpikir bahwa dia memahami Alkitab lebih baik dari pada orang lain, bisa mengerti dengan lebih jelas dari pada orang lain, dan karena itu mereka merasa layak untuk membimbing orang lain. Di dalam Yak 4:11-12, kita juga melihat kata lain yang cukup sering dipakai, yakni kata 'hukum' yang Cara memandang orang lain untuk menghindari perasaan sombong, ujub, dan merasa lebih baik. Ingat ! Ini cara memandang orang lain, bukan pandangan bagaimana seharusnya orang lain memandang kita, termuat di Kitab Syarh Rotibul Haddad; فاعتقادك في نفسك أنك خير من غيرك جهل محض ، بل ينبغي أن لا تنظر إلى أحد إلا ترى أنه خير منك وأن الفضل له على نفسك Keyakinanmu terhadap dirimu sendiri bahwa kamu lebih baik daripada orang lain itu adalah murni sebuah kebodohan. Sebaiknya kamu tidak memandang terhadap orang lain kecuali kamu melihatnya lebih baik pada dirimu dan segala keutamaan baginya, tidak bagimu. ﻓﺎﻥ رأيت ﺻﻐﻴﺮﺍ ﻗﻠﺖ ﻫﺬﺍ ﻟﻢ ﻳﻌﺺ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻧﺎ ﻗﺪ ﻋﺼﻴﺖ ﻓﻼ ﺷﻚ ﺍﻧﻪ ﺧﻴﺮ ﻣﻨﻲ . Jika kamu melihat anak kecil, maka ucapkanlah dalam hatimu, " anak ini belum bermaksiat kepada Allah, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepadaNya. maka tidak diragukan lagi bahwa anak ini jauh lebih baik dariku ”. ﻭﺍﻥ رأيت ﻛﺒﻴﺮﺍ ﻗﻠﺖ ﻫﺬﺍ ﻗﺪ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺒﻠﻰ ﻓﻼ ﺷﻚ ﺍﻧﻪ ﺧﻴﺮ ﻣﻨﻲ . Jika kamu melihat orang tua, maka ucapkanlah dalam hatimu, "dia telah beribadah kepada Allah jauh lebih lama dariku, maka tidak diragukan lagi bahwa dia lebih baik dariku ”. ﻭﺍﻥ رأيت ﻋﺎﻟﻤﺎ ﻗﻠﺖ ﻫﺬﺍ قد أﻋﻄﻲ ما لم أعط وبلغ ما لم أبلغ وعلم ما جهلت فكيف أكون مثله Jika kamu melihat seorang yang berilmu, maka ucapkanlah dalam hatimu," orang ini telah diberi ilmu yang mana saya belum diberi, orang ini telah menyampaikan ilmu apa yang belum saya sampaikan, dan ia telah mengetahui apa yang tidak saya ketahui, bagaimana mungkin saya sama dengannya? apalagi saya lebih baik darinya?”. ﻭﺍﻥ رأيت ﺟﺎﻫﻼ ﻗﻠﺖ ﻫﺬﺍ قد ﻋﺼﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﺠﻬﻞ ﻭﺍﻧﺎ ﻋﺼﻴﺘﻪ ﺑﻌﻠﻢ فحجة الله علي آكد ﻭﻻ أﺩﺭﻱ ﺑﻤﺎ ﻳﺨﺘﻢ ﻟﻰ ﺍﻭ ﺑﻤﺎ ﻳﺨﺘﻢ ﻟﻪ . Jika kamu melihat seorang yang bodoh, maka katakanlah dalam hatimu, " orang ini bermaksiat kepada Allah kerana dia bodoh tidak tahu, sedangkan aku bermaksiat kepadaNya padahal aku mengetahui akibatnya. Dan aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak . ﻭﺍﻥ رأيت ﻛﺎﻓﺮﺍ ﻗﻠﺖ ﻻ أﺩﺭﻱ ﻋﺴﻰ ﺍﻥ ﻳﺴﻠﻢ ﻓﻴﺨﺘﻢ ﻟﻪ ﺑﺨﻴﺮﺍﻟﻌﻤﻞ وينسل بإسلامه من ذنوبه كما تنسل الشعرة من العجين وأما أنا والعياذ بالله فعسى أن يضلني الله فأكفر ويختم لي بشر العمل فيكون غدا من المقربين وأنا من المبعدين . Jika kamu melihat orang kafir, maka katakanlah dlm hatimu," aku tdk tau apa yang akan terjadi, bisa jadi dia memeluk islam, mengakhiri hidupnya dgn perbuatan baik, ia bebas dari dari dosa-dosanya. Sedangkan saya wal 'iyadzu billah mungkin Allah akan memberikan aku jalan sesat, lalu aku kafir dan aku mengakhiri hidupku dengan perbuatan buruk, maka kelak ia orang kafir yang telah masuk Islam termasuk orang-orang yang dekat denganNya, sedangkan aku termasuk orang-orang yang jauh dariNya ." Ada tambahan bahwa jika kita semua telah bisa memandang orang lain seperti apa yang termuat di atas, maka jangan lah sudah merasa tawadhu', walaupun memang pandangan yang semacam di atas adalah supaya bisa tawadhu', menghindari takabur. Jangan merasa sudah tawadhu'. Syaikh Ibnu Atalhoillah As-sakandari dalam Hikamnya mengatakan; من أثبت لنفسه تواضعا فهو متكبر حقا "Barang siapa telah menetapkan/menyatakan dirinya telah tawadhu', maka ia adalah orang takabur yang sesungguhnya" [Kang Mang li] Sumber Dari
Dantidak ada yang menjamin seseorang akan selalu lebih baik kondisinya dari orang lain. Orang yang tadinya kaya bisa jadi mendadak hilang hartanya. Orang yang punya jabatan tinggi, bisa lengser seketika. Orang yang tadinya mulia kedudukannya, bisa jadi nanti masyarakat merendahkannya. Sehingaa, tidaklah pantas seseorang merasa jumawa, merasa

Assalamualaikum. Baik kah saya walaupun selalu solat 5 waktu serta tepat pada waktunya?? Baik kah saya walaupun telah berhaji & umrah beberapa kali?? Baik kah saya walaupun telah bersedekah setiap hari?? Baik kah saya walaupun hari-hari kita memberi nasihat dan teguran kpd orang lain yang berbuat salah?? Baik kah saya walaupun sudah pakai jubah, berjanggut dan menutup aurat dengan sempurna?? Baik kah saya walaupun setiap malam solat Tahajjud, Witir, Hajat dan zikir?? Baik kah saya walaupun tiap hari ke masjid atau surau utk solat & menambah ilmu?? Baik kah saya walaupun setiap saat kita update status berunsur nasihat dan dakwah?? Baik kah saya walaupun setiap saat kita menolong orang lain?? "Janganlah kamu menganggap diri kamu suci orang baik kerana Allah lah yang lebih mengetahui siapa yang benar-benar bertaqwa" Surah An-Najm, ayat 32 Aisyah ra ditanya orang "Siapakah orang yang buruk?" Jawabnya "Iaitu orang yang merasa dirinya baik". Beliau ditanya lagi "Siapakah orang yang baik?" Maka dijawabnya "Iaitu orang yang merasa dirinya buruk" OLEH ITU JANGAN MERASA DIRI KITA LEBIH BAIK DARIPADA ORANG LAIN!! Kerana kita takkan pernah tahu dimanakah dan bilakah saat hati kita IKHLAS melakukan amalan-amalan soleh, menasihati orang serta beramal ibadah lain yang bakal diterima oleh Allah Swt. Kita tak tahu amal manakah yang Allah terima. Selalu letakkan diri kita dalam keadaan Aku banyak kekurangan dan kelemahan, semua orang lain lebih baik dari aku kerana hati manusia masing-masing hanya diketahui Allah. Akulah yang paling buruk dikalangan manusia. Aku sedang perbaiki diriku dan mencuba bantu orang lain untuk menjadi lebih baik. Wujudkan KEIKHLASAN hindari IRI & DENGKI!! Selalu mengharapkan REDHA ALLAH. Latih diri agar selalu TAWADUK dan jauhkan dari penyakit UJUB & TAKABBUR. Selalu perbaiki diri serta orang lain dengan kelembutan dan kasih sayang. Hanya Allah yang akan sentiasa memberi kita PETUNJUK serta JALAN KEBENARAN. Sumber WhatsApp. JANGAN MERASA DIRI KITA LEBIH BAIK DARIPADA ORANG LAIN! Reviewed by Ana Suhana on April 28, 2017 Rating 5

39KqF1p.
  • 2bjtyx86wz.pages.dev/178
  • 2bjtyx86wz.pages.dev/287
  • 2bjtyx86wz.pages.dev/252
  • 2bjtyx86wz.pages.dev/320
  • 2bjtyx86wz.pages.dev/359
  • 2bjtyx86wz.pages.dev/489
  • 2bjtyx86wz.pages.dev/155
  • 2bjtyx86wz.pages.dev/23
  • jangan merasa lebih baik dari orang lain